Berikut ini tautan video-video Labventure mengenai Transkriptomik:
[su_table]
Ekstraksi RNA dan sintesis cDNA | Ekstraksi RNA |
PCR Elektroforesis | PCR |
Membuat gel |
[/su_table]
Berikut ini tautan video-video Labventure mengenai Transkriptomik:
[su_table]
Ekstraksi RNA dan sintesis cDNA | Ekstraksi RNA |
PCR Elektroforesis | PCR |
Membuat gel |
[/su_table]
Polymerase chain reaction (PCR) merupakan teknik amplifikasi gen secara in vitro. PCR membutuhkan thermostable DNA polymerase (Taq polymerase) dan primer khusus untuk setiap gen yang ingin diteliti. Tahapan PCR sendiri terdiri atas denaturation – annealing – extension – elongation, dan di setiap tahap memerlukan pengaturan suhu serta siklus yang berbeda-beda. Selain berduna di bidang penelitian, PCR juga berguna di bidang klinis untuk kloning DNA, konfirmasi diagnosis, maupun analisis forensik. Yuk kita lihat videonya!
Mirip dengan RNA, complementary DNA (cDNA) merupakan RNA dengan rantai ganda yang hanya berisi exon. Bedanya, cDNA memiliki sifat yang lebih stabil sehingga mudah untuk dianalisis. Untuk mendapatkan cDNA, diperlukan enzim reverse transcriptase dan primer oligo dT, kemudian cDNA diamplifikasi melalui PCR untuk mendapatkan ekspresi gen tertentu yang kita inginkan. Mau tahu lebih lanjut? Simak video berikut!
Pernahkah mendengar isitilah RNA? RNA merupakan asam nukleat rantai tunggal yang merupakan hasil translasi dari DNA. RNA berfungsi untuk menyampaikan informasi genetik. Nah, untuk mendapatkan RNA, kita perlu melakukan proses ekstraksi (pemurnian) RNA. Namun, kita perlu berhati-hati terhadap RNAse, kontaminasi protein, DNA, dan debris lain yang dapat merusak RNA yang akan kita murnikan. Karena, nilai absorbansi dapat terpengaruh oleh hal-hal tersebut mengakibatkan hasil perhitungan (kuantifikasi) yang dilakukan tidak sesuai. Yuk kita lihat video ini untuk mengetahui lebih lanjut!